Ceramah Bulan Ramadhan 1433 H, Semoga Puasa Kita Mendapat Ridho Allah SWT

- 1 April 2022, 19:00 WIB
Ceramah Bulan Ramadhan 1433 H, Semoga Puasa Kita Mendapat Ridho Allah SWT
Ceramah Bulan Ramadhan 1433 H, Semoga Puasa Kita Mendapat Ridho Allah SWT /Pixabay//

RINGTIMES SITUBONDO – Bulan suci Ramadhan 1433 Hijriah segera tiba. Bulan yang ditunggu-tunggu oleh Umat Islam yang beriman dengan hati riang gembira.

Sebagaimana yang difirmankan Allah dalam QS. Yunus: 58  Katakanlah (Muhammad), "Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan."

Seorang tabi’in bernama Ma’la bin Fadl mengatakan salafusholeh kita itu 6 bulan sebelum datang Ramadhan mereka sudah berdoa agar disampaikan ke bulan Ramadhan dan 6 bulan setelah Ramadhan mereka berdoa tidak henti-hentinya agar amal ibadah mereka di bulan Ramadhan diterima oleh Allah SWT.

Baca Juga: 5 Provinsi Paling Sepi dan Sunyi di Indonesia, Unik dan Jarang Diketahui

Dari sini kita ambil pelajaran bahwasanya kehidupan salafusholeh kita semuanya bertumpu pada hadirnya Ramadhan.

Salah satu keistimewaan Ramadhan sebagaimana yang disampaikan Imam Ahmad Ahmad dalam musnadnya hadits Abu Hurairah ra., beliau mengatakan sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda:

Pada malam pertama bulan Ramadan Allah SWT merantai setan dan jin-jin yang jahat, pintu-pintu neraka ditutup dan pintu-pintu surga dibuka dan ada seorang malaikat yang menyeru di setiap malam wahai orang-orang pencari pahala ke sinilah dan wahai orang-orang yang selalu melakukan dosa enyalah dan setiap malam di bulan Ramadan, ada orang-orang yang  Allah bebaskan dari Api Neraka.

Baca Juga: 3 Daftar Buku Fiksi yang Dibaca Jisoo BLACKPINK, Salah Satunya Karya Haruki Murakami

Qhodi ‘Iyhadh menyatakan, yang dimaksud dengan “ditutupnya pintu neraka dan dibukanya pintu surga” adalah maknanya secara hakikat yakni pintu surga dibuka dan pintu neraka ditutup.

Makna lain yang dimaksud dengan “ditutupnya pintu neraka dan dibukanya pintu surga” ialah bahwa peluang-peluang untuk melakukan kebaikan dan amal saleh pada bulan Ramadhan sangat terbuka.

Demikian juga dengan kalimat dirantainya syaitan memiliki dua pengertian, yang pertama adalah makna yang sesungguhnya yaitu dibelenggunya syaitan dan para pemimpin jin jahat, sedangkan jin yang biasa tetap berkeliaran menggoda manusia.

Baca Juga: 3 Makanan dan Minuman yang Ditemukan Secara Tidak Sengaja, Siapa Sangka!

Sementara makna yang kedua adalah bahwa peluang untuk melakukan keburukan dan kejahatan sangat sulit atau sempit.

Setiap ibadah itu pasti memiliki Maqasyid Syariah (Tujuan disyariatkannya ibadah tersebut), berdasarkan ayat tersebut tujuan dihadirkannya puasa di bulan Ramadan ini ialah agar kita menjadi orang-orang bertaqwa.

Hal ini disebutkan dalam QS Al Baqarah 183 la’allakum tatatqun (agar kalian menjadi orang-orang yang bertaqwa).

Lalu karena urgensi ketaqwaan harus dihasilkan dari puasa Ramadhan, Allah mengulangnya Kembali pada ayat 187: “Demikinalah Allah menjelaskan Ayat-ayatNya kepada manusia agar mereka bertaqwa”.

Baca Juga: 3 Bansos Resmi Cair April 2022, Mulai dari Bantuan Set Top Box hingga BLT Dana Desa

Kalimat taqwa ini ada di akhir ayat 183 dan 187, maka kalau kita tarik munasabah ke depan ayat, kita mendapati panggilan Cinta dari Allah SWT “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,”

Panggilan yaa ayyuhalladzina amanu dalam ayat tersebut yang berarti “Wahai orang-orang yang beriman” ini adalah panggilan cinta dan sayang Allah SWT karena dikhususkan untuk orang-orang yang beriman.

Karena ini adalah panggilan cinta, maka pasti ada kebaikan setelahnya, sebagaimana Ibnu Mas'ud RA mengatakan setelah yaa ayyuhalladzina amanu pasti ada kebaikan yang diperintahkan atau ada keburukan yang dilarang.

Baca Juga: Peraturan Mudik Dibandingkan dengan MotoGP Mandalika, Jokowi: Harus Hati-hati!

Dalam ayat ini Allah perintahkan puasa, maka dalam puasa itu pasti ada kebaikan. Sehingga, dalam setahun ada satu bulan yang dikhususkan untuk puasa yaitu Ramadhan, ini maknanya adalah Allah SWT memaksa orang-orang yang beriman untuk berpuasa agar mendapat kebaikan, kebaikan yang dimaksud tersebut adalah diperolehnya Taqwa sebagai bekal perjalanan setahun berikutnya.

Lalu Allah mengatakan, “sebagaimana diwajibkan kepada umat-umat sebelum kalian”, hal ini memberikan isyarat bahwa puasa itu tidak menjadi beban dan memberatkan, terbukti bahwa umat-umat sebelum kita mereka diwajibkan berpuasa dan mereka mampu melakukannya, ini menandakan bahwa syariat yang hadir itu pasti syariat yang mampu dikerjakan, tidak memberatkan untuk umatNya.

Artikel ini sebelumnya telah terbit di pikiran-rakyat.com dengan judul Teks Ceramah Ramadhan 2022, Mari Sambut Ramadhan dengan Riang Gembira

Bahkan Puasa memiliki manfaat yang sangat banyak, di antaranya adalah manfaat Kesehatan, manfaat psikologis bisa mendatangkan ketenangan jiwa, manfaat sosial bisa merasakan penderitaan orang lain dan manfaat persatuan muslimin.

Baca Juga: Berburu Takjil di Street Food Festival Banyuwangi 2022, Berikut Jadwal Rangkaian Acara Lengkap

Untuk itu mari kita sambut Ramadhan ini dengan kegembiraan, karena banyak kebaikan yang akan kita dapat. (M. Surahman, Lc. Mag, Dosen Fakultas Syariah Unisba) / (Tim PRMN 15/pikiran-rakyat.com)***

Editor: Dian Effendi

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Terkait

Terkini