RINGTIMES SITUBONDO - Karya sastra asal Jepang sudah banyak dikenal orang Indonesia sejak lama.
Mulai dari puisi modern, novel klasik, sampai novel modern bergenre misteri, bisa kita temukan dengan mudah di toko buku manapun.
Salah satu karya sastra puisi populer asal Jepang yang disebut Haiku juga banyak ditulis oleh penulis non Jepang.
Karya sastra puisi Haiku memiliki karakteristik tata cara menulis berbeda dengan puisi yang selama ini kita kenal.
Dikutip Ringtimes Situbondo dari Ringtimes Banyuwangi berjudul Menganal Haiku, Karya Sastra Puisi Berasal dari Jepang
Haiku sendiri muncul pada akhir era Muromachi dan mulai berkembang pada zaman Kinsei atau zaman pra modern.
Periode ini dimulai pada tahun 1602, pada masa kepemimpinan Shogun Tokugawa Leyasu.
Haiku sendiri sudah menyebar keseluruh dunia. Penulis puisi Haiku terbanyak dari Asia Tenggara berasal dari Kalimantan Selatan, Indonesia.
Yaitu Arsyad Indradi atau sering dikenal dengan sebutan ‘Si Penyair Gila’. Haiku memiliki pola 5-7-5 silabe atau suku kata.
Puisi ini diciptakan untuk berbalas-balasan seperti berpantun. Bagian pertama Haiku yang terdiri dari 5 suku kata disebut Shougo atau Kamigo.
Baca Juga: 3 Buku yang Dibaca Maudy Ayunda untuk Pengembangan Karir, Bisa Jadi Rekomendasi Bacaan Ngabuburit
Pada bagian tengahnya berjumlah 7 suku kata disebut sebagai Nakasichi. Pada bagian akhir dari Haiku yang juga berjumlah 5 suku kata disebut sebagai Shimogo.
5-7-5 ini adalah bentuk dasar dari Haiku yang perlu diingat saat ini membuat puisi berbentuk Haiku ini.
Layaknya pantun yang terdiri dari 4 larik, Haiku hanya berjumlah 3 larik. Haiku asli dari jepang terdiri dari 17 suara. Terbagi dalam beberapa frasa 5 suara, 7 suara dan 5 suara.
Haiku sendiri di Jepang disebut sebagai penanda musim, sehingga Haiku berisi musim-musim yang ada di Jepang. Seperti musim semi, musim dingin, musim gugur, dan musim panas.
Baca Juga: 3 Novel Tipis yang Bisa Dibaca Hanya Sekali Duduk, Rekomendasi Bacaan untuk Ngabuburit
Pujangga Inggris mengubah dari 17 suara menjandi 17 suku kata. Di Indonesia bisa membuatnya dengan terdiri dari frasa pertama 5 suku kata, frasa kedua 7 suku kata, dan frasa ketiga 5 suku kata, yang terdiri dari 3 larik.
Berikut ini contoh dan cara membuat Haiku:
Perlu diingat kembali pola pada Hiaku yaitu 5-7-5
(5) 1. Indah purnama (in, ndah, pur, na, ma) terdiri dari 5 suku kata.
(7) 2. Menjadi saksi malam (men , ja, di, sak, si, ma, lam) terdiri dari 7 suku kata.
(5) 3. Lintasan waktu (lin, ta, san, wak, tu) terdiri dari 5 suku kata.
Nah itu tadi pengenalan juga satu contoh dalam membuat Haiku atau puisi yang berasal dari Jepang.
Semoga bermanfaat.***(Whimpi Rohmad Putra B/Ringtimesbanyuwangi.com)