Potret Persahabatan Soekarno dengan Rusia, Tak Pernah Bikin Malu di Hadapan Negara Lain

15 Juni 2022, 19:03 WIB
Potret Persahabatan Soekarno dengan Rusia, Tak Pernah Bikin Malu di Hadapan Negara Lain /Instagram.com / @arsip_indonesia.

RINGTIMES SITUBONDO – Dari berbagai ejekan yang dilontarkan beberapa media mengenai keburukan Ir. Soekarno, membuat beliau semakin kuat dalam menyuarakan kemerdekaan.

Dibalik jeruji yang mencoba menghancurkan reputasinya, Soekarno justru berterimakasi kepada pemimpin negara sosialis karena melarang untuk memberitakan keburukannya.

Salah satunya Rusia, dan Soekarno juga menyampaikan beribu-ribu ucapan terimakasih karena telah dianggap sebagai sahabat dekat hingga melarang pemberitaan yang buruk mengenai dirinya dan negaranya.

Baca Juga: Bung Karno Pahlawan Proklamator dan Pemimpin yang Banyak Dicaci dan Dimaki Rakyatnya

Kisah persahabatan Soekarno dengan pemimpin Rusia saat itu sangatlah erat, hingga dikisah bahwa setiap minggu beliau diundang untuk datang ke Rusia hanya untuk Jamuan makan.

Kedekatan tersebut terjadi sangatah dekat antara negara Sosialis menurut Bung Karno sapaan akrabnya.

Bung Karno menganggap bahwa, kemerdekaan dan kebebasan setiap negara sangat di junjung oleh rakyat blok Timur.

Baca Juga: Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Bagian 1, Sang Pecinta

“Jah, mengapa tidak ? Negara-Negara Sosialis tak pernah mengizinkan seorangpun mengedjekku dalam pers mereka. Negara-Negara Sosialis selalu memudjiku. Mereka tidak membikin aku malu keseluruh dunia ataupun tidak memperlakukanku dimaka umum seperti seorang anak jang tertjela dengan menolak memberikan lebih banjak djadjan sampai aku mendjadi anak jang manis. Negara-Negara Sosialis selalu mentjoba untuk merebut hati Sukarno. Krushchov mengirimi aku jam dan pudding dua minggu sekali dan memetikkan appel, gamdum dan hasil tanaman lain dari panennja jang terbaik. Djadi, salakkah aku kalau berterima-kasih kepadanja ? Siapakah jang takkan ramah terhadap seseorang jang bersikap ramah kepadanja? Aku mengedjar politik netral, ja ! Akan tetapi dalam hati-ketjilnja siapa jang menjalahkanku, djika aku berkata, "Terimakasih rakjat-rakjat Negara Blok Timur, karena engkau selalu memperlihatkan kepadaku tanda persahabatan.”

Baca Juga: Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat 'Aku Membaca Setiap Malam dan Aku Berpikir Setiap Malam'

Ucapan terimakasih selalu dilontarkan kepada negara-negara blok timur, karena telah berusaha mendukung kemerdekaan yang disuarakan oleh Bung Karno.

Disisi lain, demi mecegah presepsi yang negative, Bung Karno menjelaskan itu semua hanyalah ucapan terimakasih dan bukan komunisme.

“Terima-kasih rakjat-rakjat Negara Blok Timur, karena engkau berusaha tidak menjakiti hatiku. Terima-kasih, karena engkau telah menjampaikan kepada rakjatmu bakwa Sukamo setidak-tidaknja mentjoba sekuat tenaganja berbuat untak negerinja. Terima-kasih atas pemberianmu." Apa jang kuutjapkan itu adalah tanda terima-kasih— bukan Komunisme ! Aku ditjela dalam berbagai soal. Mengapa dia - terlalu banjak mengadakan perdjalanan, musuh-musuhku selalu bertanja. Dibulan Djuni 1960, pada waktu aku mengadakan perlawatan selama dua bulan empat hari ke India, Hongaria, Austria, RPA, Guinea, Tunisia, Marokko, Portugal, Cuba, Puerto Rico, San Francisco, Hawaii dan Djepang, kepadaku ditudjukan kata-kata baru jang dikarang buat diriku. Aku malahan tidak tahu apa maksud "Have 707 Will Travel" hingga seorang sahabat bangsa Amerika menerangkannja.”***

Editor: Suci Arin Annisa

Sumber: Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia

Tags

Terkini

Terpopuler