Bung Karno: Berilah Aku Pisang yang Keluar Dari Lubuk Hatimu, Maka Kucintai Kamu Selama-Lamnya

- 13 Juni 2022, 16:00 WIB
Bung Karno: Berilah Aku Pisang yang Keluar Dari Lubuk Hatimu, Maka Kucintai Kamu Selama-Lamnya
Bung Karno: Berilah Aku Pisang yang Keluar Dari Lubuk Hatimu, Maka Kucintai Kamu Selama-Lamnya /

RINGTIMES SITUBONDO – Berikut ini kutipan teks dalam buku Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat pada Bab 1 bagian 2  yang mengisahkan jiwa seni yang terdapat diri seorang proklamator.

Seorang Bung Karno memang pemimpin yang memiliki kegemeran menggabar, dalam buku tersebut digambarkan bahwa jiwanya merupakan seorang arsitek.

Menurut Bung Karno, jiwa seni dapat didalami dengan tuntunan jiwa yang sekilas tampak.

Dan menjadi seorang arsitek merupakan sebab mengapa Bung Karno bisa menjadi pahlawan revolusi.

Baca Juga: Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Bagian 1, Sang Pecinta

“Irama suatu-revolusi adalah mendjebol dan membangun. Pernbangunan menghendaki djiwa seorang arsitek.Dan didalam djiwa arsitek terdapatlah unsur-unsur perasaan dan djiwa seni. Kepandaian memimpin suatu revolusi hanja dapat ditjapai dengan rnentjari ilham dalam segala sesuatu jang dilihat. Dapatkah orang memperoleh ilham dalam sesuatu, bilamana ia bukan seorang manusia-perasaan dan bukan manusia-seni barang sedikit ?”

Namun, sukarno menyadari bahwa, tidak semua yang dia inginkan seseorang juga menginingkan.

Menjadi diri Sukarno merupakan hal yang berat, karena harus berlawanan dengan banyak kepentingan.

Baca Juga: 3 Rekomendasi Novel Fantasi dan Thriller yang Cocok jadi Bahan Bacaan Liburan

“Namun tidak setiap arang setudju dengan gambaran Sukarno tentang diri Sukarno. Tidak semua orang menjadari, bahwa djalan untuk mendekatiku adalah semata-mata melalui hati jang ichlas. Tidak semua orang menjadari, bahwa aku ini tak ubahnja seperti anak ketjil. Berilah aku sebuah pisang dengan sedikit simpati jang keluar dari lubuk-hatimu, tentu aku akan mentjintaimu untuk selama-lamanja.”

“Akan tetapi berilah aku seribu djuta dollar dan disaat itu pula engkau tampar mukaku dihadapan umum, maka sekalipun ini njawa tantangannja aku akan berkata kepadamu, "Persetan !"

“Manusia Indonesia hidup dengan getaran perasaan. Kamilah satu-satunja bangsa didunia jang mempunjai sedjenis bantal jang dipergunakan sekedar untuk dirangkul. Disetiap tempat-tidur orang Indonesia terdapat sebuah bantal sebagai kalang hulu dan sebuah lagi bantal ketjil berbentuk bulat-pandjang jang dinamai guling. Guling ini bagi kami gunanja hanja untuk dirangkul sepandjang malam.”

Baca Juga: 6 Rekomendasi Buku Kesehatan Mental Terpopuler yang Dibaca Para Ahli Kejiwaan

“Aku mendjadi orang jang paling menjenangkan didunia ini, apabila aku merasakan arus persahabatan, sirnpati terhadap persoalan-persoalanku, pengertian dan penghargaan datang menjambutku. Sekalipun ia tak diutjapkan, ia dapat kurasakan. Dan sekalipun rasa-tidak-senang itu tidak diutjapkan, aku djuga dapat merasakannja. Dalam kedua hal itu aku bereaksi menurut instink. Dengan satu perkataan jang lembut, aku akan melebur. Aku bisa keras seperti badja, tapi akupun bisa sangat lunak.”***

Editor: Suci Arin Annisa


Tags

Terkait

Terkini