Disebut Media Barat Gagal Memimpin Indonesia, Soekarno Tak Pernah Ambil Pusing

- 15 Juni 2022, 20:00 WIB
Disebut Media Barat Gagal Memimpin Indonesia, Soekarno Tak Pernah Ambil Pusing
Disebut Media Barat Gagal Memimpin Indonesia, Soekarno Tak Pernah Ambil Pusing /Antara Foto/M Ibnu Chazar

RINGTIMES SITUBONDO – Sebagai seorang yang mempertahankan dan memperebutkan sebuah identitas negara muda, Ir. Soekarno banyak mengalami gejolak.

Dari berbagai pemberitaan yang selalu menyudutkan dirinya dan ejekan yang dilontarkan kepada keluarga serta kerabat terdekat.

Namun Soekarno tidak pernah mengambil pusing masalah tersebut, seklaipun Indonesia dianggap negara yang bobrok keteguhan untuk mempertahankan kemerdekaan masih melekat kuat.

Baca Juga: Bung Karno Pahlawan Proklamator dan Pemimpin yang Banyak Dicaci dan Dimaki Rakyatnya

Pemberitaan yang kadang tidak benar mengenai Soekarno terkadang melebih-lebihkan dan berusaha kembali untuk merobohkan kesatuan masyarakat.

Seperti salah satu berita yang menyebut bahwa dalam salah satu desa di Indonesia terdapat beberapa keluarga yang bunuh diri karena kelaparan.

Dan hal itu yang dunia tau hanya krisis yang melanda Indonesia, bukan kesuksesan dan kejayaan yang dirain negara muda.

Pasti hal itu terkadang membuat Bung Karno menjadi jengkel.

Baca Juga: Bung Karno: Berilah Aku Pisang yang Keluar Dari Lubuk Hatimu, Maka Kucintai Kamu Selama-Lamnya

“Namun, dunia hanja membatja tentang satu-orang tukang betja. Dunia hanja tahu, bahwa Sukarno bukan ahli ekonomi. Itu memang benar. Aku bukan ahliekonomi. Tapi apakah Kennedy ahli ekonorni ? Apakah Johnson ahli ekonomi? Apakah itu suatu alasan bagimadjalah-madjalah Barat untuk menulis bahwa negeriku sedang menudju kepada keruntuhan ekonomi ? Ataubahwa kami adalah "bangsa jang bobrok". Atau untuk mendjuduli sebuah tjerita: "Mari kita bergerakmenentang Sukarno"? Kalau para wartawan membentji Djepang atau Filipina, mereka dapat menjebut suatudaerah disana, dimana seluruh keluarga — ibu, bapak dan anak-anaknja—bunuh diri, karena menderita kelaparan. Ini semua sudah diketahui orang. Tapi tidak! Hanja mengenai "Orang Djahat dari Asia" mereka membuat foto-foto dari penderitaan rakjat, karena kekurangan makanan oleh musim kering dan hama tikus, sementara dilatarbelakangnja digambarkan hotelku jang indah. Lalu kepala karangannja: "Indonesia kepunjaan Sukarno". Tapi itu BUKAN Indonesia kepunjaan Sukarno. Indonesia kepunjaan Sukarno sekarang adalah suatu bangsa jang 10051 bebas butahuruf dibawah umur 45 tahun. Pada waktu Negara kami dilahirkan dua puluh tahun jang lalu hanja 6% dari kami jang pandai tulis-batja. Indonesia kepunjaan Sukarno sekarang adalah suatu bangsa jang dua intji lebih tinggi daripada generasi terdahulu. Apakah masuk diakal, anak-anak bisa tumbuh lebih subur dalam keadaan kelaparan ?

Baca Juga: Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat 'Aku Membaca Setiap Malam dan Aku Berpikir Setiap Malam'

Dan sebagai pemberitaan ada yang mengatakan bahwa, Bung Karno membawa Indonesia kepada perbudakan Moskow dan menjadi seorang komunis.

Pokok pembicaraan yang selalu menggiring opini masyarakat bahwa Bung Karno merupakan pemimpin yang tidak pantas dan sungguh hina.

“Akan tetapi wartawan-wartawan terus sadja menulis, bahwa aku ini seorang "Budak Moskow". Marilah kita perbaiki ini sekali dan untuk selama-lamanja. Aku bukan, tidak pernah dan tidak mungkin mendjadi seorang Komunis. Aku menjembah ke Moskow ? Setiap orang jang pernah mendekati Sukarno mengetahui, bahwa egonja terlalu besar untuk bisa mendjadi budak seseorang—ketjuali mendjadi budak dari rakjatnja. Namun para wartawan tidak menulis tentang apa-apa jang baik dari Sukarno. Pokok-pokok jang dibitjarakan hanja tentang jang djelek dari Sukarno.Mereka suka memperlihatkan Hotel Indonesiaku jang penuh gairah dan dibelakangnja gambar-gambar daerah pinggiran jang miskin. Alasan dari "orang jang menghamburkan uang" mendirikan gedung itu ialah, untuk memperoleh devisa jang tidak dapat kami tjari dengan djalan lain. Kami menghasilkan dua djuta dollar Amerika setelah hotel itu berdjalan selama setahun. Aku sadar, bahwa kami masih mempunjai daerah pinggiran jang miskin dekat itu. Akan tetapi negeri-negeri jang kajapun punja hotel jang gemerlapan, empuk dari jang harganja djutaan dollar, sedang disudutnja terdapat bangunanbangunan jang tertjela penuh dengan kotoran, busuk dan djelek. Aku melihat orang-orang kaja dengan segala kemegahannja berdjalan dengan sedan-sedan jang mengkilap, akan tetapi aku djuga melihat mereka-mereka jang malang mentjakar-tjakar dalam tong-sampah mentjari kulit kentang. Memang ada daerah pinggiran jang miskin diseluruh kota didunia. Bukan hanja di Djakarta kepunjaan Sukamo. Barat selalu menuduhku terlalu memperlihatkan muka manis kepada Negara-Negara Sosialis. "Ooohh," kata mereka, "Lihatlah Sukarno lagi lagi bermain-main sahabat dengan Blok Tnmur.”***

Editor: Suci Arin Annisa

Sumber: Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia


Tags

Terkait

Terkini