RINGTIMES SITUBONDO - Dalam waktu dekat ini Inggris diprediksi alami krisis pasokan gas yang menjadi dampak dari serangan “perang total” ke Rusia.
Serangan tersebut merupakan kebijakan Barat dan AS dengan menjatuhkan sanksi ekonomi ke Rusia karena tindakan invasi ke Ukraina yang dimulai pada 24 Februari lalu.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa ini merupakan dampak dari serangan “perang total” ke Moskow, dimana London mendengungkan anti-Rusia di seluruh Inggris.
Baca Juga: Menlu Rusia Tuding Barat Ingin Jadikan Ukraina Seperti Afghanistan Kedua
Salah satu dampak dari kebijakan sanksi ekonomi yang diberikan Inggris bersama sekutunya ke Rusia yaitu ketidakmampuan Shell untuk membeli gas yang mana akan mengakibatkan krisis pasokan gas.
Dikutip Ringtimes Situbondo dari berita Pikiran-Rakyat.com berjudul Inggris Mulai Rasakan Serangan 'Perang Total' ke Rusia, Siap-Siap Krisis Pasokan Gas
Shell dikabarkan sudah tidak mampu membeli gas pada Rusia, yang disebut-sebut sebagai efek samping dari kebijakan anti-Rusia London.
"London ingin menjadi pemimpin segala sesuatu yang anti-Rusia, bahkan ingin berada di depan Washington. Nah, inilah efek sampingnya," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan kepada TASS seperti dikutip pada Sabtu, 2 April 2022.
Peskov, mengomentari fakta bahwa, berbeda dengan Uni Eropa lainnya, Inggris memberlakukan sanksi pada Gazprombank dan sekarang tidak mampu membayar gas Rusia dengan mata uang rubel.
Baca Juga: Lionel Messi Belum Optimal di PSG, Ronaldinho Sebut Butuh Waktu Beradaptasi di Klub Baru