Rizal Ramli Sebut Luhut Mainkan Kudeta Politik Secara Rapi

- 1 Mei 2022, 08:00 WIB
Rizal Ramli menyebut, semenjak bertransisi dari Orde Lama, cara kudeta terhadap pemerintahan berubah menjadi kudeta konstitusi
Rizal Ramli menyebut, semenjak bertransisi dari Orde Lama, cara kudeta terhadap pemerintahan berubah menjadi kudeta konstitusi /Pixabay/RickJbrown/

RINGTIMES SITUBONDO – Ekonom senior sekaligus pengamat politik Indonesia, Rizal Ramli, memberikan kritik kepada sosok kontoversi Luhut Binsar Pandjaitan yang menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indonesia (Menko Marves).

Rizal Ramli menyebut, semenjak bertransisi dari Orde Lama, cara kudeta terhadap pemerintahan berubah menjadi kudeta konstitusi.

Rizal Ramli mengatakan, modus yang digunakan Luhut Pandjaitan dalam oprasi politik adalah memanfaatkan mereka yang bermasalah untuk digerakkan seperti 'kerbau'.

Baca Juga: 3 Makanan yang Tidak Memicu Asam Lambung Mudah Naik dan Kambuh Tiba-tiba

Rizal Ramli mengaku kecewa dengan Menko Marvest, karena dianggap sebagai sosok yang sungguh cerdik.

Dilansir RINGTIMES SITUBONDO dari Pikiran-Rakyat.com berjudul "Rizal Ramli Sebut Luhut Pandjaitan Punya Cita-Cita Jadi Harmoko Jilid 2"

"(Tapi) kok cita-citanya, rendah banget hanya mau jadi Harmoko jilid ke-2," ujar Rizal Ramli sebagaimana dikutip Pikiran-Rakyat.com dari kanal YouTube Total Politik pada Sabtu, 30 April 2022.

Rizal Ramli menyebut ada kesamaan sikap Harmoko dan Luhut Pandjaitan yang ke menginginkan agar Jokowi tetap maju 3 periode.

"Ibu Tien (Soeharto) waktu itu sudah bilang, 'Mas jangan maju lagi, ngurusin cucu aja sama anak-anak' dan Pak Harto setuju. Apalagi Presiden Clinton yang mengirim Wakil Presidennya ke Jakarta untuk bertemu Pak Harto agar tidak maju lagi di tahun 98, dan Indonesia bisa transisi ke (masa) demokratis," ujar Rizal Ramli.

Baca Juga: 3 Makanan yang Tidak Memicu Asam Lambung Mudah Naik dan Kambuh Tiba-tiba

Kendati demikian, Golkar terus mengangkat agar Presiden Soeharto terus maju lagi dan pada saat itu dianggap tidak ada pilihan pemimpin Indonesia selain sosok Soeharto.

"Nah, dimobilisasi di Pekanbaru, Soeharto bilang 'Mohon maaf saya ini sudah TOPP (Tua, Ompong, Pikun, Peot) jangan saya lagi' namun Harmoko terus bilang, Pak Harto lagi," ucap Rizal Ramli.

Dia juga menyebut Tragedi 98 digambarkan sebagai salah satu hasil kebijakan dan usaha Harmoko untuk mengangkat Pak Harto menjadi Presiden kembali.

Menurut Rizal Ramli, tragedi tersebut membuat Soeharto harus jatuh secara 'nggak enak' dan hal seperti inilah yang dinilai sama seperti yang dilakukan Luhut Pandjaitan.

Baca Juga: 4 Makanan Penurun Asam Lambung yang Perlu Khalayak Ketahui, Tak Bikin Kambuh

"Kok temen saya Luhut Pandjaitan, mau jadi Harmoko jilid 2. Ya bang udahlah bang, setop itu ambisi you pribadi karena you terlalu banyak kepentingan bisnis dan terlalu banyak ingin berkuasa. Udahlah berhenti dan kembangkan demokrasi," kata Rizal Ramli.

Rizal Ramli mengingatkan bahwa Luhut Pandjaitan adalah 'murid' Gus Dur, Mahfud MD, dan kelompoknya. Namun dia melihat bahwa Luhut seolah absen pada 'kuliah' Gus Dur tentang Demokrasi dan Good Governance.

Baca Juga: 4 Makanan Terlarang yang Jadi Penyebab Asam Lambung Kambuh Tiba-tiba, Hati-hati


"Saya mohon sudahlah, otak di belakang hal ini semua adalah Luhut Pandjaitan, dan it’s time to stop jangan ngeyel terus ini mobilisasi siapa, dan semua orang tahu this is your personal ambition dan you terlalu banyak konflik kepentingan business dan terus ingin berkuasa secara politik," katanya.***(Raider Satria Paulus/Pikiran-Rakyat.com)

 

Editor: Suci Arin Annisa

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah