Komisi B DPRD Jember Sepakat Pasar Hewan Ditutup untuk Minimalisir Penyebaran PMK

20 Juli 2022, 16:00 WIB
Ilustrasi sapi PMK /Riadi/

RINGTIMES SITUBONDO - Capaian sapi yang terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Jember sampai dengan kemarin sudah tembus hampir 12 ribu ekor.

Maknanya penyebaran dari virus PMK ini sangat cepat.

Maka dari itu, dengan adanya kebijakan atau wacana penutupan pasar hewan Komisi B DPRD Jember menyepakati hal tersebut, untuk nantinya segera meminimalisir penyebaran wabah PMK.

Baca Juga: Imbauan Patuhi Protokol Kesehatan Terus Digencarkan Polsek Selemadeg Barat, Cegah Covid-19 Varian Baru

Anggota Komisi B DPRD Jember Nyoman Aribowo menjelaskan, soal PMK ini sudah hampir 12 ribu ekor yang terdampak.

Artikel ini sebelumnya telah terbit di Portal Jember dengan judul: Hampir 12 Ribu Sapi Terpapar PMK, Komisi C DPRD Jember Minta Pasar Hewan Ditutup Segera

Lebih lanjut ia mengatakan jika Pemkab Jember perlu mengambil tindakan segera berupa penutupan pasar hewan.

"Melalui penutupan pasar hewan, ini menjadi salah satu langkah yang pas untuk menghindari penyebaran yang begitu cepat," ujar Nyoman saat dikonfirmasi di DPRD Jember, Rabu 20 Juli 2022.

Baca Juga: Akses Jalan di Desa Bhuana Giri, Bebandem, Karangasem, Bali Tertutup Pohon Tumbang yang Menimpa Kabel PLN

Sebab menurutnya dengan penutupan pasar hewan, bisa jadi alternatif selain dengan melakukan pengobatan dan pemberian vaksinasi.

"Ini jalan yang terbaik dan bila perlu segera dilakukan penutupan supaya tidak merebak," imbuh Nyoman.

Ia menjelaskan, saat ini yang paling banyak terdampak PMK yakni sapi perah.

Baca Juga: Jadi Pembina Upacara di SMA Negeri 7 Denpasar, Kejari Denpasar Beri Edukasi Terkait Bullying dan Narkoba

"Jadi sangat cepat sapi perah in. Karena selama satu hari diambil susunya sebanyak 2 kali sehingga membuat interaksi dengan manusia lebih banyak," tambah Nyoman.

Ia menyampaikan, walaupun PMK tidak menular ke manusia tetapi mereka berpotensi membawa virus kepada hewan ternak, apalagi dengan intensitas yang cukup sering.

"Kita tidak tahu ya mungkin manusia pernah bersentuhan dengan sapi yang bervirus, kemudian dia ke hewan ternak lain dan ini bisa membawa virusnya," jelas Nyoman.

Baca Juga: Korban Kecelakaan di Jalan Mertasari Sidakarya, Denpasar Selatan Diduga Terpengaruh Alkohol

itu, politisi PAN ini menambahkan agar belanja tidak terduga (BTT) segera dicairkan dan juga menyusun skema pemberian bantuan kepada peternak yang melakukan pengobatan mandiri.

"Jadi kami minta BTT segera dicairkan dan memberikan subsidi kepada peternak yang melakukan pengobatan mandiri," tutup Nyoman.(Angga Juli Setiawan/Portal Jember)***

Editor: Suci Arin Annisa

Sumber: Portal Jember

Tags

Terkini

Terpopuler