Mereka bertemu jelang pertemuan puncak mengenai situasi di negara Asia Tengah, yang akan berlangsung pada Kamis, 31 Maret 2022 di Kota Tunxi, China.
Rencananya, pertemuan tersebut akan dihadiri sejumlah negara, termasuk China, Rusia, Amerika Serikat (AS), dan negara lainnya.
Sejak tahun 1978, Afghanistan telah menjadi tempat terjadinya banyak perang, dengan sejumlah 'pemain' internasional yang terlibat.
Setelah dua dekade, pasukan AS dan negara Barat lainnya meninggalkan Kabul pada tahun lalu. Alhasil, Afghanistan kini jatuh ke tangan Taliban.
Sementara itu, China menempatkan diri pada posisi 'netral' dalam konflik Rusia dan Ukraina.
Baca Juga: Soundtrack Piala Dunia 2022 Qatar FIFA Resmi Dirilis, Padukan Penyanyi dari Tiga Negara
Kendati kerap menyuarakan dukungan untuk kedaulatan Ukraina, China enggan mengutuk serangan yang dilancarkan Rusia ke negara itu.
Dalam sebuah wawancara pada pekan ini, Wang Yi mengatakan bahwa perang maupun sanksi bukanlah solusi yang baik.
Presiden Rusia, Vladimir Putin memerintahkan pasukannya untuk melakukan operasi militer ke Ukraina pada 24 Februari 2022 lalu.
Rusia menuntut Ukraina agar menyatakan diri sebagai negara netral yang tidak akan bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS.