Centaurus, Varian Baru Covid-19 yang Diklaim Lebih Cepat Menular dari BA.5

- 14 Juli 2022, 21:00 WIB
Ilustrasi Pengentasan Covid-19 di dunia, mennyusul munculnya varian baru Centaurus.
Ilustrasi Pengentasan Covid-19 di dunia, mennyusul munculnya varian baru Centaurus. /Pixabay/Jordan Singh/

RINGTIMES SITUBONDO - Di tengah subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 yang masih menyebar di dunia, kini telah muncul varian baru Covid-19 yang dijuluki Centaurus.

Diketahui Centaurus ini merupakan nama lain dari varian BA.2.75 yang merupakan turunan dari varian Covid-19 BA.2.

Menurut penuturan ahli virologi, varian terbaru merebak begitu cepat pertama kali di India. Setelah India, varian virus corona tersebut merangsek masuk ke wilayah Inggris.

Baca Juga: Ini Alasan Dibalik Penolakan Hakim Mengenai Banding Amber Heard atas Johnny Depp

Inggris mendeteksi pertama kali Centaurus, ketika anggota parlemen mengadakan program vaksinasi untuk lebih dari 3 juta orang dewasa di negara itu.

Artikel ini sebelumnya telah terbit di Pikiran Rakyat dengan judul: Mekar Varian Baru Covid-19 Bernama Centaurus, Diklaim Lebih Cepat Menular dari BA.5

Varian Covid-19 tersebut memiliki kode ilmiah BA.2.75. Namun para ahli selanjutnya menjuluki varian itu dengan istilah “Centaurus.”

Centaurus pertama kali terdeteksi di India pada awal Mei. Di India, Centaurus dalam waktu singkat menggantikan teror varian BA.2 yang sebelumnya dominan di banyak negara.

Baca Juga: Berkelahi di Toko Swalayan di Jalan Kota Birmingham, Wanita ini Malah 'BAB'

Sementara di Inggris, Centaurus meningkat tajam dan tampaknya jauh lebih cepat daripada penularan varian BA.5.

Selain India dan Inggris, BA.2.75 ini diketahui telah terdeteksi di sekitar 10 negara lain, termasuk Inggris, Amerika Serikat (AS), Australia, Jerman, dan Kanada.

Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC) menetapkannya sebagai "varian dalam pemantauan" sejak 7 Juli 2022.

Baca Juga: AS Disebut Melanggar Kedaulatan dan Keamanan, Laut China Selatan dalam Bahaya Perang Besar

Artinya, terdapat beberapa indikasi bahwa varian ini lebih menular dan memiliki kaitan dengan penyakit yang lebih parah, namun pembuktiannya belum ada atau masih lemah.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) diketahui ikut memantau varian baru dengan cermat.

Namun, Kepala ilmuwan WHO, Dr Soumya Swaminathan, mengatakan belum ada cukup sampel untuk menilai tingkat keparahan Centaurus.

Baca Juga: Dianggap Secara Sadar Langgar Perjanjian, Twitter Siapkan Gugatan untuk Elon Musk Pekan Ini

Selain pertumbuhannya yang cepat dan penyebaran geografis yang luas, ahli virologi telah dikagetkan oleh banyaknya mutasi ekstra yang terkandung dalam BA.2.75

“Berarti BA.2.75 memiliki kesempatan untuk mengembangkan keunggulan dibandingkan garis keturunan virus yang sudah sukses,” kata Dr Stephen Griffin, ahli virologi di University of Leeds.

Ahli virologi lain di Imperial College London, yang pertama kali mengidentifikasi Omicron sebagai masalah potensial pada November 2021, Dr Tom Peacock menimpali Strphen Griffin.

Baca Juga: Bertenaga Nuklir, Kapal Selam 'si Bisu' Ciutkan Amerika Menyerang Rusia

"Ini bukan mutasi yang tepat, lebih pada jumlah atau kombinasinya. Sulit memprediksi efek dari banyaknya mutasi yang muncul bersama, jumlah bagian bisa lebih buruk daripada bagian virus satu per satu," katanya, seperti dikutip Pikiran-Rakyat.com dari The Guardian.

"Ini jelas merupakan kandidat potensial yang berbahaya setelah BA.5. Jika mutasi gagal, (Centaurus) akan jadi masalah baru yang kita hadapi selanjutnya, yaitu 'varian dari varian'," ucapnya lagi.(Siti Aisah Nurhalida Musthafa/Pikiran Rakyat)***

Editor: Suci Arin Annisa

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Terkait

Terkini