Kenali Gejala dan Dampak Stress Eating, Makan Berlebihan saat Emosi Tidak Stabil

23 April 2022, 03:30 WIB
Ilustrasi. Gejala dan dampak dari stress eating, dimana seseorang cenderung makan berlebihan saat kondisi emosionalnya tidak stabil. /Unsplash/Artem Labunsky//

RINGTIMES SITUBONDO - Kebanyakan orang memilih makan secara berlebihan untuk melampiaskan emosi yang dipendamnya. 

Padahal makan secara berlebihan saat emosi sedang kacau, akan berbahaya untuk kesehatan tubuh. 

Kondisi ini disebut juga dengan stress eating atau emotional eating, yaitu dimana Anda sedang dalam keadaan stres namun ingin terus mengunyah atau makan untuk mengatasi emosional yang tidak stabil. 

Baca Juga: 7 Jenis Makanan dan Minuman Sehat yang Dipercaya Bisa Bikin Panjang Umur

Tapi tahukah? Gejala stress eating memiliki dampak yang cukup serius, mulai dari obesitas sampai berpengaruh terhadap kekebalan tubuh. 

Dikutip Ringtimes Situbondo dari Pikiran Rakyat berjudul Doyan Makan Saat Stres? Waspada Gejala Stress Eating

“Pada awalnya, stres yang tinggi akan meningkatkan pelepasan adrenalin, yang dapat menurunkan keinginan anda untuk makan,” ujar Psikiatri Rumah Sakit New York Presbyterian, Dr. Gail Saltz.

Ketika stres berlanjut, kelenjar adrenal mulai memompa hormon kortisol, yang bertanggung jawab atas respons melawan atau menerima sesuatu bagi tubuh.

Saltz juga menjelaskan, hal ini meningkatkan kebutuhan energi tubuh yang menyebabkan nafsu makan melonjak, dan mendorong keinginan untuk makan makanan tinggi gula dan tinggi lemak.

Dia menuturkan, stress eating dapat membuat seseorang sulit berhenti begitu saja ketika anda sadar anda sudah kenyang, namun tetap terus mengunyah.

Baca Juga: Metode Mengatasi Stres dengan Menatap Langit menurut Ahli Bedah Inggris

“Banyak dari kita tumbuh dengan belajar bahwa makanan adalah sumber kenyamanan,” ujar Elise Museles, ahli psikologi dan nutrisi makan.

Bahkan jika kita tidak terlalu lapar, biasanya beralih ke makanan untuk mengatasi berbagai keluhan yang sedang dirasakan seperti kecemasan berlebihan, agar tubuh lebih tenang.

Salah satu alasan paling nyata mengapa stress eating bermasalah yakni dapat memengaruhi apa yang anda pilih untuk dimakan.

Seperti yang dikatakan oleh Dr. Saltz, kortisol memotivasi untuk mencari makanan yang tinggi lemak dan gula, itulah sebabnya sangat mudah untuk melahap makanan cepat saji tanpa berpikir ketika anda sedang terburu-buru atau sedang menghadapi sebuah masalah besar.

Baca Juga: 5 Penyebab Rambut Susah Tumbuh, Salah Satunya dari Tingkat Stres

Stres juga memicu perubahan fisiologis dalam tubuh. Proses-proses ini dapat memperkuat efek negatif dari makananan yang dimakan saat sedang stres.

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari The Healthy, berikut 5 efek stres pada tubuh:

  1. Sebabkan Obesitas

Saat stres kortisol memperlambat metabolisme tubuh. Ini berarti kita menyimpan lebih banyak energi dalam bentuk kalori, yang membuatnya lebih sulit untuk menurunkan berat badan.

Selain itu, satu studi tahun 2014 yang diterbitkan dalam studi Biological Psychiatry menemukan, bahwa stres dapat meningkatkan kadar insulin tubuh , yang berdampak pada penyimpanan lemak yang lebih besar.

  1. Mendatangkan Malapetaka pada Pencernaan

Untuk membantu mempersiapkan tubuh Anda menangani stres, kortisol memprioritaskan fungsi yang berorientasi pada metabolisme dalam tubuh, seperti meningkatkan kadar gula dalam darah sehingga otak memiliki lebih banyak energi yang tersedia untuk digunakan.

Baca Juga: 5 Tips Mengatasi Stres Saat Haid, Salah Satunya Hindari Minum Kopi

"Ketika usus menerima aliran darah yang lebih sedikit karena keadaan stres, maka pencernaan melambat," ujar Dr. Saltz.

Hal tersebut dapat membatasi kemampuan saluran gastrointestinal untuk memindahkan dan memproses makanan secara efisien. Itu sebabnya makan stres dapat membuat tubuh merasa tertekan dan menyebabkan ketidaknyamanan perut seperti mual, sembelit, dan kembung.

Meskipun menghilangkan stres tidak membantu masalah perut, mungkin ada baiknya menambahkan lebih banyak serat ke dalam makanan Anda, atau konsultasi dengan dokter tentang suplemen probiotik bisa membantu anda untuk hidup lebih sehat.

  1. Masalah Pencernaan Dapat Sebabkan Masalah pada Usus

Tubuh manusia dapat pulih dari sembelit yang disebabkan oleh stres, namun lain halnya jika stres bisa memicu penyakit kronis.

Baca Juga: 4 Manfaat Memelihara Kucing untuk Kesehatan, Salah Satunya Mencegah Depresi

Bahkan dilaporkan, seiring dengan berjalannya waktu, stres tidak hanya menghambat sistem pencernaan, tetapi juga dapat merusak organ dalam secara serius, salah satunya adalah melemahkan lapisan usus.

Sebuah penelitian yang dipublikasikan di Journal of Physiology and Pharmacology menjelaskan jumlah kerusakan ini.

Dalam jurnal tersebut dikatakan bahwa stres kronis dikaitkan dengan berbagai gangguan usus, seperti radang usus, iritasi usus, refluks gastroesofagus (GERD), dan perubahan negatif pada mikrobioma yang ada pada saluran usus.

  1. Stress Eating Dapat Memicu Mulas

Ketika saluran pencernaan Anda yang stres membutuhkan waktu ekstra untuk mencerna makanan, tubuh anda mulai memproduksi lebih banyak asam lambung untuk membantu kinerja pencernaan makanan.

Baca Juga: 4 Alasan Trauma Masa Kecil Masih Mengganggu saat Dewasa, Hidup dengan Rahasia Salah Satunya

Itulah sebabnya jika Anda mungkin mengalami mulas atau gangguan pencernaan saat anda sedang mengidap stress eating, terutama jika menikmati makanan yang memicu mulas.

  1. Memengaruhi Sistem Kekebalan Tubuh

Anda dapat mengonsumsi semua jenis makanan bergizi, tetapi jika Anda stres saat duduk untuk makan, kortisol menghalangi sistem kekebalan tubuh untuk menyerap dan menyimpan nutrisi.

Menurut penelitian yang dipublikasikan di Advances in Nutrition, stres dapat menguras kadar magnesium, seng, kalsium, zat besi, dan niasin.

Gangguan penyerapan nutrisi dari waktu ke waktu dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis, baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek.***(Khoirunnisa Hidayat/Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Siti Lailatil Mukarromah

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler