Sebut Seni Rupa Bernuansa Antisemit, Kedutaan Israel di Berlin Minta Karya Orang Indonesia Dicopot

27 Juni 2022, 21:00 WIB
Sebut Seni Rupa Bernuansa Antisemit, Kedutaan Israel di Berlin Minta Karya Orang Indonesia Dicopot /dailymail.co.uk

RINGTIMES SITUBONDO - Dalam pertunjukan seni besar di Jerman, karya seni rupa hasil buatan seniman Indonesia dihapus dari gelaran.

Itu semua karena diduga karya tersebut mengandung unsur 'antisemit' yang menyebabkan dilarangnya seni rupa tersebut di pamerkan.

Dengan cepat, kedutaan Israel yang ada di Berlin meminta agar karya seni rupa kolektif tersebut segera dihapus dari pameran.

Baca Juga: Disebut Media Barat Gagal Memimpin Indonesia, Soekarno Tak Pernah Ambil Pusing

Dilansir RINGTIMES SITUBONDO dari Pikiran-Rakyat.com berjudul "Karya Seniman Indonesia Dihapus dari Pameran Seni di Jerman, Diduga Karena Israel"

"Ini tidak ada hubungannya dengan kebebasan berekspresi, tetapi merupakan ekspresi antisemitisme gaya lama," kata pejabat kedutaan Israel di Berlin, Jerman, dilansir dari Independent.

Wali kota Kassel, Christian Geselle mengatakan karya seni tersebut telah diturunkan dari pameran.

Karya seni yang dibuat oleh Tari Padi tersebut berjudul 'Keadilan Rakyat'.

Dalam Facebooknya, Taring Padi mengatakan karyanya menampilkan kampanye melawan militerisme dan kekerasan yang terjadi selama 32 tahun kediktatoran militer Suharto di Indonesia dan warisannya, yang berdampak hingga hari ini.

Mereka juga mengeluarkan permintaan maaf karena tidak berniat menampilkan antisemitisme dalam karyanya.

Baca Juga: Potret Persahabatan Soekarno dengan Rusia, Tak Pernah Bikin Malu di Hadapan Negara Lain

“Pameran Keadilan Rakyat di Friedrichsplatz adalah presentasi pertama spanduk dalam konteks Eropa dan Jerman. Ini sama sekali tidak terkait dengan antisemitisme," kata Taring Padi.

"Kami mohon maaf bahwa detail spanduk ini disalahpahami selain dari tujuan aslinya. Kami mohon maaf atas cedera yang disebabkan dalam konteks ini. Sebagai tanda hormat dan dengan sangat menyesal kami meliput karya relevan yang dianggap menyinggung dalam konteks khusus ini di Jerman," kata mereka.

Menurut mereka, semua figur yang tergambar dalam karyanya mengacu pada simbolisme yang tersebar luas dalam konteks politik Indonesia.

Baca Juga: Bung Karno Pahlawan Proklamator dan Pemimpin yang Banyak Dicaci dan Dimaki Rakyatnya

Mereka menambahkan bahwa karya tersebut, yang pertama kali dipamerkan di South Australia Art Festival di Adelaide 20 tahun lalu, sekarang menjadi "monumen kesedihan dan ketidakmungkinan dialog pada saat itu".

Di sisi lain, Menteri Kebudayaan Jerman Claudia Gessele mengatakan kasus ini harus segera diluruskan.

“Harus diluruskan bagaimana mungkin mural dengan elemen figuratif antisemit ini dipasang di sana,” kata menteri.***(Mitha Paradilla Rayadi/Pikiran-Rakyat.com)

 

Editor: Suci Arin Annisa

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler